Headlines

KPK OTT Kasus Dugaan Suap Pembangunan RSU KB Cimahi



(TO - Jakarta) - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melalui PLt Juru bicara Penindakan Ali Fikri menyampaikan, bahwa OTT Walikota Cimahi yaitu dugaan korupsi terkait izin pembangunan rumah sakit di Cimahi, katanya  melalui press rilis, Sabtu (28/11/2020).


Dijelaskan Ali Fikri, pada  kegiatan  tangkap  tangan  ini,  KPK  telah  mengamankan  11  (sebelas)  orang  pada  hari  Jumat tanggal  27  November  2020  sekitar  jam  10.40 Wib  di  beberapa  tempat,  yaitu  Bandung  dan  Cimahi  (Jawa Barat).

Adapun para tersangka yakni : 
1. AJM, Walikota  Cimahi  periode  2017-2022; 
2. FD, Ajudan  AJM;
3. YT,  orang  kepercayaan  AJM;     
4. ED, Sopir  YT;  
5. DD, pihak Swasta; 
6. HY, Komisaris  RSU  KB.
7. NN, Direktur  RSU KB
8. CG, Staf  RSU  KB
9. HH, Kadis  PTSP
10. AA, Kasi  di  Dinas  PTSP; 
11. KM, Sopir  CG.

Diuangkapkan Ali Fikri bahwa Kronologis  Tangkap  Tangan pada  tanggal  26  November  2020,  KPK  menerima  informasi  dari  masyarakat  akan  adanya dugaan  terjadinya  penerimaan  sejumlah  uang  oleh  Penyelenggara  Negara  yang  diberikan  YH selaku  pemilik  RSU  KB melalui  perantaraan  CG  sebagai  perwakilan  RSU  KB  dan YR  sebagai  orang  kepercayaan  dari  AJM.  

Dimana Penyerahan  uang  akan  dilakukan  pada  hari  Jum’at  tanggal  27  November  2020,  sekitar  jam 10.00  Wib  di  salah  satu  rumah  makan  di  Bandung.  Selanjutnya  CG  menemui  YR  dengan membawa  tas  plastik  putih  yang  diduga  berisi  uang  tunai  dan  diserahkan  kepada  YR.  

"Setelah itu  sekitar  pukul 10.40  Wib, Tim  KPK  mengamankan  CG  dan  YR. Tim juga  mengamankan  pihak-pihak  lain  dibeberapa  tempat  di  Kota  Cimahi  untuk  selanjutnya pihak-pihak  yang  diamankan  beserta  uang  dengan  jumlah  Rp.425  juta  dibawa  ke  KPK  untuk pemeriksaan  lebih  lanjut",  jelas Ali Fikri.

Ali Fikri menambahkan, bahwa Dari hasil tangkap tangan  ini  ditemukan  uang tunai sebesar Rp.425  juta  dan  dokumen  keuangan  dari pihak RSU  KB. Konstruksi  perkara,  diduga  telah  terjadi sejak Tahun  2019,  Rumah  Sakit  Umum  KB melakukan  pembangunan penambahan  Gedung.  Kemudian  diajukan  permohonan  revisi  IMB  kepada  Dinas  Penanaman  Modal  Dan  Pelayanan Terpadu  Satu  Pintu  (DPMPTSP)  Kota  Cimahi untuk  mengurus  perijinan  pembangunan  tersebut. HY  selaku  pemilik  RSU  KB  bertemu  dengan AJM  selaku  Walikota  Cimahi  di  salah  satu  Restoran  di  Bandung.

Pada  pertemuan  tersebut  AJM  diduga  meminta  uang sebesar  Rp.3,2  Miliar  yaitu  sebesar  10% dari  nilai  RAB  yang  dikerjakan  oleh  Subkontraktor  pembangunan  RSU  KB  senilai  Rp.32  Miliar. 

Penyerahan uang disepakati  akan  diserahkan  secara  bertahap  oleh  CT  selaku  staf  keuangan  RSU KB  melalui  YR  selaku  orang  kepercayaan  AJM. Untuk  menyamarkan  adanya  pemberian  uang  kepada  AJM  tersebut,  pihak  RSU  KB  membuat rincian  pembayaran  dan  kuitansi  fiktif  seolah-olah  sebagai  pembayaran  pekerjaan  fisik pembangunan.  Pemberian  kepada  AJM  telah  dilakukan  sebanyak  5  kali  di  beberapa  tempat  hingga  berjumlah sekitar  Rp.1,661  Miliar  dari  kesepakatan  Rp.3,2  Miliar. Sedangkan pemberian terakhir  pada tanggal 27  November  2020  sebesar  Rp.425  juta.  

Setelah dilakukan  serangkaian  pemeriksaan  dan  sebelum  batas  waktu  24  jam  sebagaimana  diatur dalam  KUHAP,  dilanjutkan  dengan  gelar  perkara,  KPK  menyimpulkan  adanya  dugaan  tindak pidana  korupsi  berupa  penerimaan  hadiah  atau  janji  oleh  Penyelenggara  Negara  terkait  perizinan di  Kota  Cimahi  Tahun  Anggaran  2018 - 2020.  

KPK  menetapkan 2 (dua) orang  Tersangka yakni AJM dan  HY. Para  Tersangka disangkakan Sebagai  Penerima, melanggar  Pasal  12  huruf  a  atau  Pasal  12  huruf  b  atau  Pasal  11  dan  atau  Pasal  12 B  Undang-Undang  Nomor  31  Tahun  1999  tentang  Pemberantasan  Tindak  Pidana  Korupsi sebagaimana  telah  diubah  dengan  Undang-Undang  Nomor  20  Tahun  2001  tentang  Perubahan Atas  Undang-Undang  Nomor  31  Tahun  1999  tentang  Pemberantasan  Tindak  Pidana  Korupsi. b. Sebagai  Pemberi  : Disangkakan  melanggar  Pasal  5  ayat  (1)  huruf  a  atau  Pasal  5  ayat  (1)  huruf  b  atau  Pasal  13 Undang-Undang  Nomor  31  Tahun  1999  tentang Pemberantasan  Tindak  Pidana  Korupsi sebagaimana  telah  diubah  dengan  Undang-Undang  Nomor  20  Tahun  2001  tentang  Perubahan Atas  Undang-Undang  Nomor  31  Tahun  1999  tentang  Pemberantasan  Tindak  Pidana  Korupsi; 7.        

Penahanan   Para  tersangka  saat  ini  dilakukan  penahanan  Rutan  selama  20  hari  pertama  terhitung  sejak  tanggal 28  November  2020  sampai  dengan  17  Desember  2020.     Untuk  AJM bertempat  di  Rumah Tahanan  Negara  pada  Kepolisian  Resor  Metro  Jakarta  Pusat.dan  HY di  Rumah  Tahanan  Negara  pada  Kepolisian  Daerah  Metro  Jakarta  Raya.      

Ali Fikri juga mengatakan bahwa pihaknya sungguh prihatin  atas  korupsi  yang  terus  dilakukan  para  Kepala  Daerah.  Bahkan  untuk  Kota  Cimahi telah  3  Kepala  Daerahnya  berturut-turut  menjadi  tersangka  KPK.  

KPK  berharap  kejadian  ini  tidak  akan terulang  kembali. "Kepala  Daerah  dipilh  melalui  proses  demokrasi  yang  dipilih  langsung  oleh  rakyat.  Jangan  khianati amanah  yang  diberikan  oleh  rakyat.   Kepala  Daerah  dengan  kewenangan  yang  dimiliki  sebagai  amanah  jabatan,  diharapkan  membuat kebijakan  yang  semata-mata  berfokus  pada  kesejahteraan  warganya.  Karenanya,  jangan  simpangkan", jelasnya.

Ditambahkan kembali, kewenangan  dan  tanggung  jawab  tersebut  hanya  demi  memperkaya  diri  sendiri  atau  untuk kepentingan  pribadi  atau  kelompok. 

KPK  berharap  apa  yang  dilakukan  Kepala  Daerah  ini  menjadi  pelajaran  bagi  kepala  daerah  lainnya  untuk tidak  mengulangi  perbuatan  yang  sama. KPK mengapresiasi  dan  berterima kasih  kepada  masyarakat  dalam  melaporkan  dugaan  tindak  pidana korupsi  kepada  KPK.  Undang-Undang  menjamin  perlindungan  terhadap  pelapor  tindak  pidana, tutup Ali Fikri.


(red/Purba).

Targetoperasi.com Copyright © 2017

Gambar tema oleh Bim. Diberdayakan oleh Blogger.