Headlines

Kinerja PDAM Cabang Sunggal Buat Resah Warga, Kepala Cabang di Minta di Copot



(TO - Medan) - Menanggapi keresahan warga, yakni Lily Haryono salah seorang pengontrak rumah di Jalan Abadi No.49 B, Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan Medan Sunggal yang mengaku sangat kecewa dengan kinerja PDAM Tirtanadi cabang Medan sunggal, membuat salah seorang pengamat hukum yang juga pemerhati sosial Jerry Panjaitan, SH angkat bicara.


Pria yang sehari-harinya berprofesi sebagai lawyer dari kantor pengacara Jerry Panjaitan, SH & rekan tersebut, mengaku heran dengan kinerja PDAM Tirtanadi khususnya cabang Sunggal.

"Ini kan aneh, bagaimana seorang pelanggan PDAM, yang air dan meteran dirumahnya tidak jalan sama sekali (rusak), tapi bisa ditagih rekening pembayarannya oleh PDAM, bagaimana mereka cara menghitungnya?", ujar Jerry Panjaitan, SH, ketika dimintai komentarnya, pada Kamis (8/2/2024).

Lebih lanjut disampaikannya, terkait kondisi yang dialami warga tersebut, secara tegas dia meminta kasus ini harus menjadi perhatian khusus para petinggi di PDAM Tirtanadi.

"Kalau memang kasus ini benar adanya, kita minta ini menjadi skala prioritas pimpinan PDAM, bila terbukti copot kepala cabangnya, karena kita menduga ini permainan oknum-oknum nakal di PDAM Tirtanadi khususnya cabang sunggal, demi meraup keuntungan pribadi maupun kelompok", tegas Jerry Panjaitan, SH.

Jerry Panjaitan, SH meminta kasus ini harus diungkap, karena tidak menutup kemungkinan akan berdampak jelek kepada Perumda Tirtanadi di mata masyarakat.

"Bagaimana pelanggan mau bayar rekening ? kalau air dirumahnya tak mengalir dan meterannya rusak. Seharusnya, pihak Tirtanadi segera tanggap ketika warga melaporkan keluhannya, dan segera melakukan perbaikan. Bukannya melakukan pembiaran, dan selanjutnya ini dijadikan proyek oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, dan sudah dapat dipastikan kasus ini berdampak kepada buruknya kinerja Tirtanadi di mata masyarakat", pungkasnya.

Sebelumnya, terungkapnya kasus ini dari pengakuan Lily Haryono kepada wartawan yang mengatakan, meteran air dirumah kontrakannya tak jalan bahkan airpun tak jalan sama sekali, tapi pihak Tirtanadi tetap melakukan penagihan rekening.

"Sudah lama kasus ini saya laporkan ke PDAM Cabang Sunggal, masalah air kerumah kami tak jalan, bahkan meterannya pun tak berputar tapi sepertinya mereka tak mau tau", jelasnya, pada Rabu (7/2/2024).

Lily Haryono mengaku kondisi ini sudah tahunan lamanya. Akibatnya untuk mandi dan mencuci, dia dan anak cucunya saban hari harus mengungsi kerumah famili atau tetangga.

"Untuk mandi dan mencuci, kami harus mengungsi kesana kemari, ketempat famili, kadang kerumah tetangga", sambungnya.

Anehnya walaupun air dan meteran tak jalan, penagihan dari pihak PDAM cabang Sunggal tetap datang. 

"Seperti halnya saat ini, dirinya mendapat surat tagihan rekening dari pihak PDAM cabang Sunggal sebesar Rp.900 ribu lebih. Dalam surat tersebut PDAM mengancam akan melakukan pemutusan apabila pelanggan tidak melunasi pembayaran rekening. Dan kondisi penagihan ini bukan yang pertama kali, tahun lalu juga saya mendapat surat tagihan hingga jutaan rupiah walaupun kondisi meteran dan air tak jalan, tetapi karena tak mau terjadi pemutusan, terpaksa saya bayar. Namun untuk saat ini kesabaran saya sudah habis, dan saya menduga ini penipuan", ungkap Lily Haryono.

Lily Haryono juga sudah menyimpan sejumlah barang bukti foto karena setiap bulan sudah mengabadikan meteran air tersebut dengan kamera handponenya.

"Bukti foto meteran air dengan angka yang itu-itu aja sudah saya simpan, dan kasus ini akan saya bawa keranah hukum, karena memang saya merasa sangat dirugikan, rekening saya bayar, tapi tidak menikmati fasilitas yang disediakan oleh PDAM", tegas Lily Haryono.

Akibat sudah tahunan merasa resah, akhirnya Lily Haryono mengambil inisiatif membuat sumur bor.

"Tidak mungkin kami sekeluarga saban hari harus menumpang mandi dan mencuci kerumah orang, makanya saat ini kami berinisiatif memasang sumur bor, demi kenyamanan keluarga kami", ungkapnya kecewa.

Sementara itu, menindak lanjuti keresahan yang dialami warga tersebut, Direktur Utama Perumda Tirtanadi, Kabir Bedi yang dikonfirmasi wartawan lewat WhatsApp telpon selulernya, Rabu (7/2/2024), tidak menjawab sama sekali konfirmasi wartawan, terkesan memilih diam.

(red)

Targetoperasi.com Copyright © 2017

Gambar tema oleh Bim. Diberdayakan oleh Blogger.