Headlines

Menggoreng Pernyataan Moeldoko Tentang Support Amerika Dalam Penanganan Papua



(Penulis : Aznil Tan)

Banyak yang menjapri saya tentang pernyataan Moeldoko meminta bantuan Amerika untuk tangani Papua.

Pernyataan itu viral di beberapa media ketika Kepala Staf Kepresidenan tersebut usai bertemu dengan Asisten Sekretaris Negara untuk Biro Urusan Asia Timur dan Pasifik dari Amerika Serikat (AS), David R Stillwell pada hari Senin (2/9/2019).

Banyak yang kaget dengan pernyataan mantan Panglima TNI tersebut. Wakil Ketua DPR Fadli Zon di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (3/9/2019) berkomentar miring bahwa pemerintah seolah tidak mampu menangani persoalan di bumi Cendrawasih itu.

Ada juga mengatakan Moeldoko telah meginjak-injak harga diri bangsa Indonesia dan keluar dari azas politik luar negeri Indonesia Bebas-Aktif Dalam Hubungan Internasional.

Benar kah itu ?

Pernyataan Moeldoko tersebut menjadi heboh karena berapa media memberi judul yang cukup provokatif dan mendramatisir. Ada media mainstream memberi judul "Istana Minta Dukungan AS Jaga Kedaulatan Indonesia di Papua". Ada juga media memberi judul "Moeldoko Sebut Amerika Dukung Kedaulatan Indonesia atas Papua".

Judul yang cenderung bermakna ambigu tersebut terjadi penafsiran berbagai macam dari publik. Karena kebiasaan orang kita cuma terbiasa membaca judul saja dan jarang membaca isi beritanya, maka banyak menafsirkan judul berita tersebut ke arah negatif, yaitu telah terjadi tindakan dilakukan oleh pihak istana,  menggadaikan harga diri Indonesia ke Amerika.

Kalau dibaca isi beritanya, ternyata pernyataan Moeldoko normati-normatif saja. Tidak ada yang salah. Malah sebuah langkah yang positif dalam penanganan Papua yang sekarang sedang bergejolak.

Moeldoko menyampaikan bahwa Indonesia dan Amerika sama-sama menginginkan terjaganya kedaulatan Indonesia. Amerika support kedaulatan Indonesia terhadap Papua.  Mantan Panglima TNI itu berharap dukungan yang diberikan AS ini tak hanya yang bersifat diplomatik, tetapi juga dalam hal menjaga situasi keamanan. Pada intinya, Moeldoko menyebut bahwa AS sudah mau memberikan dukungan penuh kepada Indonesia dalam mempertahankan Papua.

Jadi dimana salahnya? Bukankah dalam diplomasi itu dibutuhkan dukungan dari negara lain? Apakah salah ada sebuah negara besar seperti AS  mendukung kedaulatan Indonesia pada Papua yang sekarang sedang diobok-obok oleh berbagai kepentingan ?

Memang dakui, publik masih alergi pada dua negara yang memiliki catatan buruk di dalam percaturan dunia, terutama di Indonesia, yaitu Amerika dan Cina. Peristiwa kelam pernah terjadi dan tingginya  kepentingan bisnis mereka di Indonesia. Terutama kepentingan Amerika pada tambang enas Freeport.  Ketika menyebut nama Cina dan Amerika, publik akan cenderung berapriopri dulu dengan stigma negatif.

Disaat Papua bergejolak, banyak publik alergi ketika nama Amerika disebut-disebut. Begitu juga jika disebut nama negara Cina. Persepsi negatif pun akan muncul bahwa Indonesia telah menghambakan dirinya kepada Amerika atau Cina.

Jika ditelusuri, pertemuan Moeldoko dengan  Asisten Sekretaris Negara untuk Biro Urusan Asia Timur dan Pasifik dari Amerika Serikat (AS), David R Stillwell pada hari Senin kemarin adalah pertemuan sudah lama diagendakan sebelum terjadi insiden rasis di Surabaya sehingga Papua bergejolak. Agenda pertemuan tersebut membahas 3 hal yakni, pertama program-program prioritas pemerintah Indonesia ke depan. Kedua pandangan Indonesia dan Amerika melihat perkembangan di Laut Cina Selatan. Ketiga, mencari cara bagaimana membangun keseimbangan dalam konteks bisnis antara Amerika dengan Indonesia. 

Moeldoko menyatakan bahwa tidak ada agenda secara spesifik membahas hal Papua. Tetapi pada saat pertemuan itu sedang panas-panasnya isu tentang Papua. Lalu Amerika memberikan support atas penanganan pemerintah pada kondisi yang terjadi di Papua dan kedaulatan Indonesia. 

Secara tegas purnawirawan jenderal bintang empat peraih penghargaan Adhi  Makayasa ini mengatakan bahwa Papua adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ia meminta semua pihak tak meributkan soal desakan kemerdekaan Papua.

Semoga penjelasan singkat saya ini bermanfaat dan kita kembali fokus mencari solusi terbaik untuk saudara kita Papua. Penyelesaian komprehensif dibutuhkan dari berbagai aspek, termasuk meminta komitmen Amerika untuk menghargai kedaulatan wilayah teritorial Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

(Fendi)

Targetoperasi.com Copyright © 2017

Gambar tema oleh Bim. Diberdayakan oleh Blogger.