Headlines

Ketum LPI Tipikor RI Angkat Bicara Terkait Ipda Denny Korban Bom Sarinah Thamrin


targetoperasi.com - Aidil fitri. SH, Ketua Umum LPI Tipikor RI mengigatkan kita dalam kejadian Teror Bom Sarinah, Thamrin - Jakarta, 14 Januari 2016 yang Lalu.

"Kita semua melihat begitu dahsyatnya serangan bertubi-tubi dari para simpatisan teroris di media sosial yang membuat postingan-postingan hoax bernada Ujaran kebencian yang mengatakan bahwa aksi teror itu adalah Rekayasa", kata AidiL fitri.

Aidil menuturkan, Ipda Deni Mahieu, Seorang Anggota Polisi yang menjadi korban Bom tersebut mengaku tidak menyimpan dendam atas perbuatan para Teroris dan simpatisannya tersebut.

Dalam Tragedi Bom Sarinah,14 Januari 2016, 4 orang warga sipil kehilangan nyawa sementara korban luka-luka mencapai 24 orang.

Ipda Denny yang saat itu juga menjadi korban dievakuasi ke RS Cipto Mangunkusumo. Pukul 11.30 WIB, dokter mulai mengoperasi luka-lukanya. Operasi tersebut baru selesai pada pukul 04.00 WIB hari berikutnya.

Bekas luka yang cukup besar tersisa di sepanjang lengan dan kaki kanannya, Telinga kanannya tidak lagi dapat mendengar dengan baik, Ia pun kehilangan satu ruas jari kelingking kirinya, hingga saat ini, ia masih sering merasa sakit di kepalanya, Ungkap Aidil fitri.

“Saya tidak mengeluhkan apa pun. Ini adalah takdir saya. Saya bersyukur selama dari kejadian hingga proses pemulihan, saya dibantu oleh banyak pihak, dan terutama keluarga,” begitulah ungkapan Ipda Denny.

Meski luka fisiknya meninggalkan cacat, secara batin, Ipda Denny mengatakan dirinya sudah pulih.

“Saya tidak sedikit pun menyimpan dendam kepada pelaku, tapi saya tidak terbayang kalau korbannya orang lain seumpama ibu-ibu, anak-anak, atau siapa yang lewat yang menjadi korban ledakan itu. Sedih sekali rasanya", ujar Ipda Denny

Kamis, 23 Februari 2018 lalu, usai bersaksi dalam persidangan, Ipda Denny tiba-tiba menghampiri otak pengeboman Sarinah Aman Abdurrahman yang duduk di kursi terdakwa.

Ia mendekat kemudian Berpelukan erat dengan Aman. Tak sampai di situ, keduanya juga terlihat berbisik-bisik., Deni mengungkapkan maksud dari pelukan tersebut. Kala itu, ia ingin menjelaskan, bahwa dirinya satu suku dengan Aman Abdurrahman, yaitu suku Sunda.

"Kenapa saya peluk Aman Abdurrahman, saya ingin bilang kita sama-sama suku dari Jawa Barat. Aman Abdurrahman orang Sumedang, sedangkan saya orang Cirebon", kata Ipda Denny.

Tak cuma itu, Deni juga menyampaikan bahwa dirinya bukan Thogut (orang sesat) seperti yang dituduhkan.

"Saya orang Islam bukan thogut. Pedoman kita satu yaitu Alquran. Menurut saya, di dalam Alquran sama sekali tidak mengajarkan kejahatan apalagi pengeboman", ungkapnya.

Meski tidak ada menyimpan rasa dendam, namun hingga kini Denny mengaku belum bisa memaafkan perbuatan Aman.

"Mau dikasih maaf gimana? Orang ditempeleng saja nuntut kok. Saya kena bom belum bisa saya maafin orangnya. Hati nurani saya tidak terima. Tapi saya tidak dendam, namanya sudah terjadi", ucapnya.

Ketika disinggung tuntutan hukuman mati yang diterima Aman, Denny menilai keputusan itu sudah tepat. Terutama mengingat banyaknya Korban Jiwa akibat perbuatannya. (fendi)

Targetoperasi.com Copyright © 2017

Gambar tema oleh Bim. Diberdayakan oleh Blogger.