Headlines

Panglima TNI dan Kapolri Tegaskan Netralitas TNI/Polri Harga Mati


targetoperasi.com -  Harga mati, TNI dan Polri harus memegang teguh netralitas. Bagi prajurit TNI dan Polri,  tidak ada komando atau perintah dari pihak lain, sehingga ne­tralitas benar-benar dijamin terjaga.

Hal ini secara tegas disampaikan dalam pengarahan Panglima TNI dan Kapolri di Hotel Santika Dyandra, Medan, Kamis (19/4/2018) malam.

Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto SIP di depan ribuan anggota TNI dan Polri menyatakan kesepakatan bertugas menjamin kelancaran, keamanan dan kesuksesan pemilu. Mulai dari pengamanan distribusi logistik, pengamanan masa kam­panye, pelaksanaan hingga pasca pelaksanaan pemilu.

"Saya ingatkan jati diri TNI harus tetap dipegang dan semua prajurit sudah diberi buku saku, apabila melanggar ketentuan, dan ditemukan tim pengawas maka ada sanksi­nya. Kita ingin menghargai pesta demokrasi, biarkan rakyat berpesta kita tidak usah ribut. Kalau pemilu berjalan baik, kita bisa bangga. Tidak ada toleransi bagi pelanggaran netralitas tersebut", ujar Panglima TNI.

Panglima juga menambahkan, saat ini TNI dan Polri sebagai aparat negara masih mendapatkan kepercayaan yang sangat tinggi, oleh sebab itu kepercayaan tersebut harus dijaga dan merupakan bagian dari kehormatan nama baik dan amanah. "Apabila (TNI dan Polri) tidak netral rakyat mau percaya pada siapa lagi?", tambahnya.

Sementara, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dalam arahannya me­nyebutkan, TNI dan Polri harus solid karena kedua lembaga tersebut hidup dalam perubahan. Dalam situasi tersebut, setiap individu yang ingin bertahan, harus beradaptasi ter­hadap perubahan.

"Bangsa kita dipengaruhi tatanan po­litik internasional. Dalam politik internasional tidak ada pemimpin tunggal disebut dengan anarki atau ketidak­teraturan, karena tidak ada satu kekuasaan tunggal yang mengatur", jelasnya.

Karenanya terjadi tarik menarik, saling mendominasi antarnegara dengan negara lain. Namun bedanya dengan zaman sebelumnya, terjadi perubahan dalam cara men­dominasi dunia. Tito menyebutkan, dulu cara men­dominasi dilakukan dengan cara tradisional, menggunakan kekuatan militer, namun saat ini berubah.

"Kekuataan utama kita ada di TNI dan Polri, kedua lembaga ini merupakan lembaga terbesar dari segi jumlah anggotanya. Memiliki jaringan yang luas sampai ke daerah-daerah dan desa-desa, memiliki kesatuan komando, ada doktrin yang kuat, yaitu NKRI harga mati", tegas Kapolri.

Selain itu, lanjutnya, TNI dan Polri juga memiliki sis­­tem persenjataan. Karenanya negara berharap banyak kepada dua lembaga tersebut. Untuk itu keduanya perlu solid. Terlebih TNI dan Polri merupakan lembaga yang mendapat kepercayaan publik.

Kapolri mengutip survei kepercayaan masyarakat ter­hadap lembaga negara, dan TNI menjadi lembaga dengan tingkat kepercayaan masyarakat tertinggi, mencapai 94 persen, diikuti KPK dan Polri di posisi ketiga dengan ang­ka 70,2 persen, urainya.

Hadir pada acara tersebut, Kapolri Jenderal Prof Dr. H. Muhammad Tito Karnavian, M.A, Ph.D, beserta staff dan rombongan, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto S.I.P beserta staff dan rombongan, Pangdam l/BB, Mayjen TNI Ibnu Triwidodo, SIP, Pangkosek Hasudnas III, Marsma TNI Ir. Tri Bowo Budi Santoso, MM, M.Tr, Kasdam I/BB, Brigjen TNI Teuku Benny Firmansyah, Danlanud Soewondo, Kolonel PNB Daan Sulfi, S.Sos, M. Si,
Kapolda Sumut, Irjen Pol. Drs. Paulus Waterpauw, Wakapolda Sumut, Irwasda Polda Sumut, PJU Polda Sumut, Kapolres/Tabes sejajaran Polda Sumut, serta para personil gabungan TNI-Polri, Perwira, Bintara, Tamtama hingga mencapai  3.500 Orang lebih. (red)

Targetoperasi.com Copyright © 2017

Gambar tema oleh Bim. Diberdayakan oleh Blogger.